Saturday, September 19, 2015
IMK: Analisis dengan menggunakan metode SWOT
IMK: Analisis dengan menggunakan metode SWOT: 2.1 SWOT Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi yang secara sistemati...
Analisis dengan menggunakan metode SWOT
2.1
SWOT
Analisis SWOT adalah
suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau di dalam organisasi
yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu rencana yang
matang untuk mencapai tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan
jangkan panjang. Definisi analisis SWOT yang lainnya yaitu sebuah bentuk
analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu
gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan juga kondisi sebagai sebagai
faktor masukan, lalu kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang perlu diingat baik-baik oleh para pengguna analisa
ini, bahwa analisa SWOT ini semata-mata sebagai suatu sebuah analisa yang
ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi, dan bukan sebuah
alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang bagi permasalahan
yang sedang dihadapi.
SWOT adalah singkatan dari:
- S = Strength
(kekuatan).
- W = Weaknesses (kelemahan).
- O = Opportunities (Peluang).
- T = Threats (hambatan).
Penjelasan mengenai 4
(empat) komponen analisis SWOT, yaitu :
- Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi
ataupun kondisi yang merupakan kekuatan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam analisis
ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan
dan kelemahan di bandingkan dengan para pesaingnya. Misalnya jika kekuatan
perusahaan tersebut unggul di dalam teknologinya, maka keunggulan itu
dapat di manfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan juga kualitas yang lebih maju.
- Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, situasi
ataupun kondisi yang merupakan kelemahan dari suatu organisasi atau
perusahaan pada saat ini. Merupakan cara menganalisis kelemahan di dalam
sebuah perusahaan ataupun organisasi yang menjadi kendala yang serius
dalam kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
- Opportunity (O) yaitu analisis peluang, situasi
atau kondisi yang merupakan peluang diluar suatu organisasi atau
perusahaan dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan
suatu perusahaan ataupun organisasi bisa berkembang di masa yang akan
depan atau masa yang akan datang.
- Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara
menganalisis tantangan atau ancaman yang harus dihadapi oleh suatu
perusahaan ataupun organisasi untuk menghadapi berbagai macam faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan atau organisasi
yang menyebabkan kemunduran. Jika tidak segera di atasi, ancaman tersebut
akan menjadi penghalang bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Manfaat analsis SWOT
Metode analisis SWOT
bisa dianggap sebagai metode analisis yangg paling dasar, yang bermanfaat untuk
melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 empat sisi yang berbeda.
Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk
mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang
ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan
dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang
terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari pembahasan diatas tadi,
analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis
strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan
yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi.
Friday, September 18, 2015
IMK: Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer
IMK: Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer:
Interaksi
manusia dan komputer (Human Computer
Interaction – HCI) adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji komunikasi atau
interaksi diantara pengguna dengan sistem komputer maupun sistem yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kendaraan, peralatan rumah
tangga dan sebagainya.
Peran utama
dari HCI adalah untuk menghasilkan sebuah sistem yang mudah digunakan, aman,
efektif dan efisien. Model interaksi
antara manusia dengan sistem melibatkan tiga komponen, yaitu pengguna,
interaksi dan sistem itu sendiri. Kunci utama HCI adalah daya guna (usability) yang berarti bahwa suatu
sistem harus mudah digunakan, memberi keamanan kepada pengguna, mudah
dipelajari dan sebagainya.
Definisi
dari interaksi manusia dan komputer adalah sebagai berikut :
- Sekumpulan proses, dialog dan kegiatan yang dilalui pengguna dalam memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer.
- Suatu disiplin ilmu yang menekankan pada aspek desain, evaluasi dan implementasi dari sistem komputer interaktif untuk kegunaan manusia dengan mempertimbangkan fenomena di sekitar manusia itu sendiri.
- Suatu studi ilmiah tentang masyarakat di dalam lingkungan kerjanya.
Pengertian Desa Tertinggal
DESA
TERTINGGAL
Pengertian Daerah
Tertinggal adalah daerah Kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif
kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. Suatu daerah
dikategorikan sebagai daerah tertinggal, karena beberapa faktor penyebab,
antara lain:
1.
Geografis. Umumnya secara geografis daerah tertinggal relatif sulit dijangkau karena
letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/ pegunungan, kepulauan, pesisir,
dan pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis lainnya sehingga
sulit dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun media komunikasi.
2.
Sumberdaya Alam. Beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumberdaya alam, daerah
yang memiliki sumberdaya alam yang besar namun lingkungan sekitarnya merupakan
daerah yang dilindungi atau tidak dapat dieksploitasi, dan daerah tertinggal
akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan.
3.
Sumberdaya Manusia. Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal mempunyai tingkat
pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan yang relatif rendah serta kelembagaan
adat yang belum berkembang.
4.
Prasarana dan Sarana. Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi, air
bersih, irigasi, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan
masyarakat di daerah tertinggal tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan
aktivitas ekonomi dan sosial.
5.
Daerah Terisolasi, Rawan Konflik dan
Rawan Bencana. Daerah tertinggal secara fisik
lokasinya amat terisolasi, disamping itu seringnya suatu daerah mengalami
konflik sosial bencana alam seperti gempa bumi, kekeringan dan banjir, dan
dapat menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi.
Kandungan Gizi yang terdapat pada Sidat
KANDUNGAN
GIZI SIDAT
Komposisi kimia
hasil perikanan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam diantaranya adalah penyakit dan
keturunan (jenis/gen). Sedangkan faktor luar dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan baik biotik maupun abiotik. Stadia fisiologis juga akan mempengaruhi
komposisi. Pada stadia juvenile, remaja, matang gonad, dan pascamemijah
komposisi kimia akan disesuaikan dengan kebutuhan fisiologis dari hasil
perikanan. ]enis makanan yang tersedia juga mempengaruhi komposisi kimia ikan,
sebagai contoh hasil penelitian yang memberikan perlakuan pakan tambahan dengan
karbohidrat pada ikan Anguilla anguilla memperoleh komposisi sebagai berikut:
air 57,21%, protein 15,89%, lemak 25,61%, dan abu 2,12%.
Sebaliknya hasil
penelitian terhadap ikan sidat (Anguilla bicolor) yang diberi pakan protein
dengan kadar bervariasi yang berkisar antara 40,25-55,21 % menghasilkan protein
18,04-20,32%; air 67,79-70,73%; lemak 7,23-8,01 %; abu 2,69- 3,20% dan serat
kasar 0,73-0,77%. Semakin tinggi kadar protein pakan yang diberikan semakin
tinggi pula kadar protein daging ikan yang terukur. Komposisi kimia beberapa
jenis ikan sidat dapat dilihat dibawah ini (Sidat Dewasa)
Ikan sidat yang
ditangkap dari alam khususnya Anguilla bicolor termasuk ikan berlemak rendah
dan sedang dengan kadar protein yang tinggi. Penelitian Saleh (1993)
menghasilkan protein berkisar 17,5- 21,5%, air 71,5-75,9%, lemak 3,3-9,5% dan
abu 1,0 – 1,6%.
Tabel dibawah
ini Komposisi kimia beberapa jenis ikan sidat dewasa dalam 100 gram bahan segar
(%)
Komponen
|
Anguilla
japonica'
|
Anguilla
bicolor'
|
Anguilla
bicolor pacifica'
|
Protein
|
16,8
|
18,70-20,32
|
17,5-21,5
|
Lemak
|
12,4
|
7,23-8,11
|
3,3-9,5
|
Air
|
69,6
|
67,79-70,73
|
71,5-75,9
|
Abu
|
1,2
|
2,69-3,20
|
1,0-1,6
|
Serat
|
-
|
0,73-0,77
|
-
|
Sumber: FAO
(1972), Rahman (1997), Saleh (1993)
Beberapa tahun belakangan
ini ditemukan bahwa ikan sidat mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang
tinggi yang tak ada pada hewan lainnya, sehingga dapat merupakan makanan utama
yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa perlu kuatir badan akan menjadi gemuk.
Tabel atas dan dibawah menunjukkan bahwa komposisi kimia ikan sidat baik dalam
satu jenis maupun jenis yang berbeda kadarnya juga berbeda. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat besar
pengaruhnya adalah jenis makanan yang tersedia, sebagaimana terlihat pada Tabel
dibawah ini dengan pemberian protein yang semakin tinggi akan diikuti pula oleh
kadar protein daging yang tinggi dan kadar air yang semakin rendah. Pakan
dengan kadar protein 40,25% menghasilkan ikan dengan protein terendah dibanding
pakan yang kadar protein 55,22%.
Tabel dibawah
ini merupakan Komposisi asam amino ikan sidat (Anguilla bicolor) dengan
perlakuan pakan (protein) yang berbeda (gram/100 gram protein)
Jenis asam
amino
|
40,25%
|
45,28%
|
50,31%
|
55,22%
|
Esensial
|
|
|
|
|
Isoleusin
|
2,67
|
2,72
|
2,61
|
2,72
|
Leusin
|
4,49
|
4,86
|
4,36
|
4,19
|
Lisin
|
2,75
|
2,46
|
2,83
|
3,87
|
Metionin
|
1,71
|
1,58
|
1,59
|
3,87
|
Fenilalanin
|
2,39
|
2,44
|
2,35
|
2,26
|
Tirosin
|
3,88
|
3,93
|
3,90
|
3,44
|
Treonin
|
1,67
|
1,12
|
1,80
|
2,09
|
Valin
|
2,87
|
2,84
|
2,85
|
2,88
|
Non esensial
|
|
|
|
|
Asam aspartat
|
5,59
|
5,27
|
5,64
|
5,39
|
Asam glutamat
|
10,11
|
10,35
|
11,32
|
10,79
|
Serin
|
2,15
|
2,57
|
2,45
|
2,71
|
Histidin
|
1,41
|
1,18
|
0,59
|
1,02
|
Glisin
|
4,05
|
5,04
|
4,99
|
0,48
|
Arginin
|
7,76
|
8,45
|
8,95
|
8,92
|
Alanin
|
0,75
|
0,90
|
0,89
|
0,81
|
Kadar protein
(%)
|
18,04
|
18,70
|
19,54
|
20,32
|
Kadar air (%)
|
70,73
|
69,38
|
68,38
|
67,79
|
Kadar lemak
(%)
|
7,23
|
7,81
|
7,66
|
8,11
|
Kadar abu (%)
|
2,69
|
3,04
|
3,20
|
3,05
|
Serat kasar
(%)
|
0,73
|
0,77
|
0,75
|
0,76
|
Selain kadar
protein yang menentukan komposisi kimia ikan, kadar karbohidrat juga
berpengaruh. Pemberian karbohidrat yang tinggi dapat menghasilkan ikan dengan
kadar lemak tinggi sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil ini
dapat diketahui bahwa ikan sidat yang rakus dan bersifat karnivor ternyata
dengan pakan yang kaya karbohidrat juga bisa menghasilkan lemak tinggi, tetapi
kadar proteinnya relatif rendah. Lemaknya dapat mencapai 25,61 %, protein
15,89%, dan kadar air 57,21 %.
Berdasarkan
jenis pakan yang diberikan sesungguhnya pengguna dapat memilih ikan yang
diharapkan, apakah kaya protein atau kaya lemak serta teksur yang bagaimana.
Komposisi kimia ikan ini tidak hanya ditentukan oleh pakan saja, tetapi juga
ditentukan oleh fase fisiologis dari ikan tersebut. Namun untuk ikan sidat
belum ada data akurat mengenai perbedaan komposisi yang disebabkan oleh fase
fisiologis dari ikan.
Rasa ikan sidat
harum dan enak, disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang
umur dan melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai. Sidat memiliki kandungan
nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan
fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Dibanding ikan salmon, sidat
mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat wajib untuk pertumbuhan anak)
sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram.
Kandungan EPA (Eicosapentaenoic acid) yang terdapat dalam ikan sidat sebesar
742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Ikan sidat mempunyai
kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram.
Omega 3 ini dipercaya mampu meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi
manusia. Zat yang banyak terdapat dalam lemak sidat ini juga terbukti mampu
mengobati depresi, gejala penyakit kejiwaan atau schizophrenia. Mengkonsumsi
ikan sidat dapat mengatur imunitas tubuh manusia, sebagai anti oksidan,
menghilangkan racun tubuh, serta memperlambat penuaan.
Ikan sidat
adalah sejenis ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein
serta vitamin D dan E, serta mempunyai mucoprotein yang kaya, disebut sebagai
asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat. Ikan sidat juga terbukti
mengandung vitamin A dengan kadar 100 kali lebih banyak dibandingkan ikan-ikan
yang lain. Untuk 100 gram daging sidat mengandung 5000 IU vitamin E. Sudah
menjadi rahasia umum bahwa ikan sidat adalah rajanya ikan untuk kandungan
nutrisi yang ada didalam tubuhnya, ini berdasarkan penelitian kedokteran modern
yang menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan sidat sangat
tinggi, di antaranya:
1). vitamin B1,
25 kali lipat susu sapi
2). vitamin B2,
5 kali lipat susu sapi
3). vitamin A,
45 kali lipat susu sapi,
4). kandungan
zinc (emas otak) 9 kali lipat susu sapi.
Teknologi
menemukan bahwa daya hidup ikan sidat yang ajaib bersumber dari tulang
sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern menunjukkan bahwa tulang
sum-sum ikan sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai
farmakologinya yang istimewa telah mendapat perhatian yang luas dari para
pakar.
Sudah banyak
terbukti, mengkonsumsi ikan sidat secara teratur dapat mendorong terbentuknya
lemak fosfat dan perkembangan otak besar, bermanfaat untuk meningkatkan daya
ingat. Juga memperbaiki sirkulasi kapiler, mempertahankan tekanan darah normal,
mengobati pembuluh darah otak.
Banyak orang
merasakan manfaat mengkonsumsi ikan sidat untuk penyakit rabun jauh, rabun
dekat, glukoma dan penyakit mata kering disebabkan karena mata terlalu lelah.
Minyak ikan sidat dibuat dari ekstrak sum-sum ikan sidat segar, mengandung tiga
jenis nutrient penting yaitu: asam lemak omega 3 (DHA & EPA), Phospholipids
dan antioksidan Vitamin E.
Jenis-jenis Sidat
Sidat
(eels) adalah ikan dari famili Anguillidae. Ada sekitar 16 sd. 20 spesies
sidat, yang kesemuanya merupakan genus Anguilla. Di antaranya adalah Sidat
Eropa (Anguilla anguilla); Sidat Jepang (Anguilla japonica), Sidat Amerika
(Anguilla rostrata); Sidat sirip pendek (Anguilla australis), Sidat putih
(Anguilla marmorata), Sidat loreng (Anguilla nebulosa), Sidat loreng India
(Anguilla bengalensis bengalensis), Sidat loreng Afrika (Anguilla bengalensis
labiata), Sidat sirip pendek.
Indonesia
(Anguilla bicolor bicolor), sidat sirip pendek india (Anguilla bicolor
pacifica), sidat sirip panjang Indonesia (Anguilla malgumora), sidat sirip
panjang Sulawesi (Anguilla celebensis), sidat sirip panjang Selandia Baru
(Anguilla dieffenbachii), sidat sirip panjang dataran tinggi (Anguilla
interioris), sidat sirip panjang Polynesia (Anguilla megastoma), sidat sirip
panjang Afrika (Anguilla mossambica), sidat sirip pendek pasifik atau sidat
pasifik selatan (Anguilla obscura), sidat bintik sirip panjang atau sidat sirip
panjang Australia (Anguilla reinhardtii).
Sidat
merupakan ikan catadromous. Yakni ikan yang hidupnya di perairan air tawar di
pedalaman. Baik berupa sungai besar, danau, waduk atau rawa, tetapi
berkembangbiak di laut. Indonesia paling sedikit memiliki enam jenis ikan sidat
yakni: Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla
borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor pacifica. Jenis-jenis
ikan tersebut menyebar di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam. Di
perairan daratan (inland water) ikan sidat hidup di perairan estuaria (laguna)
dan perairan tawar (sungai, rawa dan danau) dataran rendah hingga dataran
tinggi.
Jenis
sidat yang sering ditangkap nelayan hanya dua yaitu sidat kembang (Anguilla
mauritiana) dan sidat anjing (Anguilla bicolon). Kedua jenis ini berdiam dalam
lubang pada cadas-cadas atau diantara sela-sela batu, dan yang disukai
masyarakat adalah sidat kembang. Sidat anjing kurang disukai, bahkan ditolak
untuk menyantap dagingnya karena namanya yang diembel-embel "anjing".
Sidat
Indonesia Anguilla bicolor bicolor, Anguilla marmorata, maupun Anguilla
celebensis, populasinya sangat mengkhawatirkan. Sidat Sulawesi, Anguilla
celebensis yang terdapat di danau Poso, Sulawesi Tengah, malahan sudah sangat
kritis keadaannya. Sebab sidat ini hanya endemik di pulau Sulawesi. Beda dengan
Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla marmorata yang meskipun diberi nama
Indonesia, sebaran habitatnya mulai dari Madagaskar sampai ke Pasifik. Meskipun
populasi Anguilla bicolor bicolor, dan Anguilla marmorata masih tidak sekritis
Anguilla celebensis, namun penelitian untuk budidaya secara intensif sudah
sangat mendesak.Budidaya ikan sidat, bukan sekadar usaha peternakan, melainkan
sebuah matarantai agroindustri yang satu sama lain saling terikat.
Karakteristik Sidat
KARAKTERISTIK
SIDAT
Dalam ilmu taksonomi hewan, menurut Nelson
(1994) ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Subkelas
: Neopterygii
Division
: Teleostei (Ikan bertulang belakang)
Ordo :
Anguilliformes (Sidat)
Famili
: Anguillidae
Genus
: Anguilla
Species
: Anguilla spp.
Tubuh sidat bersisik kecil-kecil membujur, berkumpul
dalam kumpulan-kumpulan kecil yang masing-masing kumpulan-kumpulan terletak
miring pada sudut siku terhadap kumpulan-kumpulan di sampingnya. Bentuk tubuh
yang memanjang seperti ular memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara
celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan seperti ular. Warna tubuh
abu-abu gelap di punggung, di bagian dada/perut berwarna keputihan. Panjang
tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125 cm. Ketiga
siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu.
Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi
lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara lain dari
perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal
(sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan
jumlah tulang belakang.
Sidat
termasuk ikan karnivora (pemakan daging). Sama halnya dengan belut sawah
(Monoterus albus/Fluta alba), lele (Clarias batracus), dan gabus (Ophiocephalus
striatus). Di alam aslinya, sidat memangsa ikan, kodok, udang, dan juga sesama
sidat (kanibalisme). Kanibalisme akan terjadi apabila populasi sidat dalam satu
koloni sangat besar, tetapi volume pakan kurang.
Ikan Sidat - Unagi
Ikan sidat bentuknya sekilas mirip dengan belut namun
sebenarnya Sidat ini berbeda dengan belut, sidat memiliki sirip dada, sirip
punggung, dan Sirip dubur yang sempurna, sehingga orang menduga sirip itu
adalah “daun bertelinga‟ sehingga dinamakan pula „belut bertelinga‟. Sidat
tumbuh besar di perairan tawar, setelah dewasa kembali ke laut untuk berpijah.
Dalam siklus hidupnya, setelah tumbuh dan berkembang dalam waktu yang panjang
di perairan tawar, sidat dewasa yang lebih dikenal dengan yellow eel berkembang
menjadi silver eel (matang gonad) yang akan bermigrasi ke laut untuk memijah.
Setelah memijah, induk akan mati.
Indonesia paling sedikit memiliki enam jenis
ikan sidat yakni: Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla
ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla bicolor
pacifica. Ikan sidat yang ditangkap dari alam khususnya Anguilla bicolor
termasuk ikan berlemak rendah dan sedang dengan kadar protein yang tinggi.
Ikan sidat, Anguilla spp merupakan salah
satu jenis ikan yang memiliki prospek karena sangat laku di pasar internasional
seperti: Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan beberapa negara lain;
dengan demikian ikan sidat ini memiliki potensi sebagai komoditas ekspor. Di
Indonesia, sidat banyak ditemukan di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut
dalam seperti pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur
Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat. Berbeda
halnya di negara lain seperti (Jepang, dan negara negara Eropa), di Indonesia
sumberdaya sidat belum begitu banyak dimanfaatkan, padahal ikan liar ini baik
dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah.
Tingkat
pemanfaatan sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, akibat belum
banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk Indonesia belum
familiar untuk mengkonsumsi sidat. Demikian pula pemanfaatan sidat untuk tujuan
ekspor masih sangat terbatas. Agar sumberdaya sidat yang keberadaannya cukup
melimpah ini dapat dimanfaatkan secara optimal, maka perlu dilakukan
langkah-langkah strategis yang diawali dengan mengenali daerah disekitar kita
yang memiliki potensi sumber daya sidat, mulai dari benih dan ukuran konsumsi
yang kemudian dilanjutkan dengan upaya pemanfaatannya baik untuk konsumsi lokal
maupun untuk tujuan ekspor.
Siklus Hidup Sidat - Unagi
Pada stadium larva,
sidat hidup di laut. Bentuknya seperti daun lebar, tembus cahaya dan dikenal dengan sebutan leptocephalus. Larva ini hidup terapung-apung di tengah
samudera. Leptocephalus hidup sebagai plankton terbawa arus samudera mendekati
daerah pantai. Pada stadium elver, sidat banyak ditemukan di pantai atau muara
sungai. Panjang tubuh 5-7 cm, tembus cahaya. Burayak (anak ikan/impun) akan
hidup di air payau sampai umur satu tahun. Ketika itulah sidat akan berenang
melawan arus menuju hulu sungai. Setelah bertemu dengan perairan yang dalam dan
luas, misalnya lubuk, bendungan, rawa atau danau, sidat akan menetap dan tumbuh
menjadi ikan buas dan liar. Impun dewasa inilah yang selanjutnya dikenal
sebagai sidat. Ketika itulah dia akan kembali ke laut lepas untuk kawin dan
berkembang biak. Setelah berpijah, induk akan mati. Pola hidup sidat bertolak
belakang dengan ikan salmon (Salmonidae). Salmon justru hidup di laut, tetapi
kawin dan berkembang biak di air tawar di pedalaman. Perilaku catadromous,
tidak hanya terjadi pada sidat, melainkan juga udang galah. Perkembangan larva
sidat dari leptocephalus sampai menjadi impun yang banyak ditangkap ditepi pantai seperti pada gambar dibawah ini
Subscribe to:
Posts (Atom)